Thursday, May 22, 2014

Pengertian Permintaan & Penawaran

TUGAS SOFTSKILL KE-1
MATAKULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

Pengertian Permintaan & Penawaran.
1.      Pengertian Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
2.      Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.

Hukum Permintaan & Penawaran.
1.      Hukum Permintaan
“Semakin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta, Semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta.”
Dalam hukum permintaan, jumlah suatu barang akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang tersebut. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang di minta, hal ini dikarenakan daya tarik untuk membeli semakin menurun yang disebabkan oleh mahalnya harga jual barang tersebut.
Contoh hukum permintaan pada saat ini :
·         Ketika harga kedelai semakin tinggi, pengusaha tempe tahu cenderung beralih menggunakan kedelai yang lebih rendah jenisnya, bahkan ada pengusaha yang sampai gulung tikar karena tidak sanggup membeli bahan baku pembuatan tempe dan tahu tersebut.
·         Begitu pula dengan naiknya harga bawang, mahalnya harga bawang berdampak pada kurangnya minat ibu rumah tangga untuk membeli banyak bumbu dapur yang satu ini.

2.      Hukum Penawaran
“Bila tingkat harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, Bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun“
Dalam hukum penawaran, semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah harga barang, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit juga. 
Contoh hukum penawaran pada saat ini :
Hubungan antara harga kain batik dan jumlah pakaian batik yang akan dijual oleh Seorang pedagang, maka ia berencana sebagai berikut:
Bila harga satu kodi pakaian Rp. 450.000 maka ia akan menjual sebanyak 10 kodi.
Bila harga satu kodi pakaian Rp. 500.000 maka ia akan menjual sebanyak 15 kodi.
Bila harga satu kodi pakaian Rp. 600.000 maka ia akan menjual sebanyak 20 kodi.
Bila harga satu kodi pakaian Rp. 650.000 maka ia akan menjual sebanyak 25 kodi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan & Penawaran.
1.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan.
·         Selera
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi, maka akan diikuti dengan permintaan jumlah barang dan jasa yang meningkat, demikian sebaliknya.
Contoh : Permintaan konsumen terhadap smartphone sedang meningkat, seperti Blackberry, iphone, Android, tablet. Bahkan kita bisa menjumpai konsumen yang mempunyai lebih dari 1  barang berteknologi tinggi di jaman sekarang ini.
·         Pendapatan konsumen
Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi juga daya beli nya, begitu pula sebaliknya.
Contoh : Orang yang pendapatannya tinggi, kebutuhannya akan semakin banyak pula. Seperti penyanyi Syahrini, kebutuhannya sangatlah banyak, mulai dari
kebutuhan kostum panggung, kebutuhan perawatan diri,  serta kebutuhan lain yang menunjang penampilannya.
·         Harga Barang Jasa Pengganti / Pelengkap
Konsumen akan cenderung mencari barang dan jasa yang harga nya relatif lebih murah yang akan dijadikan sebagai alternatif.
Contoh : Kompor dan minyak tanah adalah salah satu yang saling melengkapi. Jika harga minyak tanah terus menerus naik, maka konsumen akan beralih menggunakan kompor dan gas yang harganya relatif stabil.
·         Intensitas Kebutuhan Konsumen       
Jika suatu barang menjadi kebutuhan yang mendesak, maka permintaan akan mengalami peningkatan.
Contoh : Menjelang lebaran kebutuhan seperti daging, ketupat dan pakaian jumlah permintaannya akan meningkat di banding dengan hari-hari biasa.
2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran
·         Biaya Produksi dan Teknologi yang digunakan
Jika biaya produksi suatu produk sangat tinggi, maka produsen hanya membuat beberapa jenis saja dari produk tersebut. Contoh : Produk limited edition
·         Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan yaitu ingin supaya produknya laku terjual dipasaran dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Produk yang laku dipasaran adalah produk yang harganya terjangkau tetapi dengan kualitas yang bagus. Contoh : Produk cina lebih banyak diperdagangkan karena lebih murah sehingga banyak konsumen yang mencarinya.
·         Pajak
Pajak naik, harga jual akan naik juga. Hal ini menyebabkan permintaan dari konnsumen menurun. Contoh : jika pajak bea cukai naik, harga barang-barang impor akan naik pula. Seperti halnya kedelai impor yang harga nya naik, para pengusaha juga enggan membeli dengan harga yang mahal.
·         Tingkat teknologi yang digunakan
Adanya kemajuan teknologi akan menyebabkan pengurangan terhadap biaya produksi dan produsen dapat menawarkan barang dalam jumlah yang lebih besar lagi.
·         Perkiraan harga barang di masa datang
Apabila kondisi pendapatan masyarakat meningkat, biaya produksi berkurang dan tingkat harga barang dan jasa naik, maka produsen akan menambah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Tetapi bila pendapatan masyarakat tetap, biaya produksi mengalami peningkatan, harga barang dan jasa naik, maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan atau beralih pada usaha lain.

Penentuan Harga Keseimbangan (Eqilibrium Price)
Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan.
Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga
Contoh kasus :
Liputan6.com, Jakarta : Kenaikan harga bawang membawa dampak bagi pedagang di pasar, seperti Pasar Rebo dan Pasar Induk Keramat Jati. Alex Manihuruk, pedagang grosir bawang di pasar induk Kramat Jati, salah satunya. Dia mengatakan kenaikan harga bawang sangat memberatkan bagi dirinya. Mahalnya harga bawang membuat daya pembeli masyarakat selaku konsumen turun. "Pada saat itu harga bawang hanya berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu, kini melonjak menjadi harga Rp30rb hingga Rp 50 ribuan, kenaikan ini terlalu jauh," ucap Alex saat ditemui liputan6.com, Senin (18/3/2013). Dia mengungkapknya biasanya mengambil 1,5 ton bawang dari distributor. Namun, kini hanya mampu mengambil 5-7 kwintal (1 Kwintal 100 kilogram).
Hal ini karena ketidak mampuan biaya, terlebih terjadi penurunan pembeli. "Biasa kami ambil 1,5 ton paling sedikit, tapi karena harga melonjak dan kami kurang modal hanya bisa mengambil 5-7 kwintal (100kg) tidak sampai 1 ton. Jadi berkurang karena daya pembeli tidak ada. Memang biasanya kalo ambil 1 ton, kami masih ada sisa 2 kwintal per hari, karena jam dibatasi sampai jam 9 malam, tidak 24 jam," ucap dia.
Ia menambahkan sejauh ini komoditas bawang yang didapatkan berasal dari Brebes Jawa Tengah, sedikit bawang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Sedangkan bawang import dipasok dari negara seperti Thailand, Vietnam dan Afganistan. "Kita terima bawand dari bandar sini (pasar induk kramat jati) ada 12 orang. Kami dapat dari impor berasal dari negara Vitenam dan Afganistan dan Thailand. Kalau Bawang Brebes lumayan banyak permintaan, tapi kebanyakan permintaan bawang Vietnam," ucap dia sembari menambahkan jika dijula ke pedagang kecil bisa mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kg.         
Sementara Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli menyikapi lompatan harga terlalu jauh lantaran bisnis pangan di Indonesia diatur dengan sistem kuota yang tidak transparan dan kompetitif. "Pada praktiknya, pembagian kuota impor ini juga terjadi karena pat gulipat antara pejabat dan pengusaha," tambah Rizal saat menemui pedagang bawang di pasar Induk Kramat Jati. Dia menuding dengan kenaikan itu menjadi sumber pendapatan pejabat dan untuk kepentingan politik. "Akibatnya negara rugi karena tidak memperoleh penerimaan yang semestinya. Sedangkan rakyat dirugikan karena harus membayar harga pangan lebih mahal daripada harga diluarnegeri," pungkas dia. (Edo/Nur)


Pendekatan Perilaku Konsumen.
Sebelum kita mempelajari apa yang dimaksud teori Perilaku konsumen baik secara ordinal maupun cardinal,yang pertama-tama kita bahas yaitu apa yang dimaksud dari Perilaku konsumenterdahulu. Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.
Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :
§  Tingkat pendapatan seseorang.
§  Jenis / ukuran yg dibutuhkan.
§  Tingkat kebutuhan.
§  Efektifitas.
Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu :
1.      Pendekatan Konsumen Oridinal
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
·         Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
·         Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
·         Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.
2.      Pendekatan Konsumen Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :
§  Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
§  Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
§  Pendapatan konsumen tetap.
§  Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap.
Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :
o   Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
o   Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
o   Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
o   Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.

Konsep Elastisitas.
1.      Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagaielastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
2.      Elastisitas Silang.
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakanelastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X di bagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y.
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat subtitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi dan sebaliknya.
3.      Elastisitas Pendapatan
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian dinamakan elastisitas penerimaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan.
Apabila yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

Sumber                  :

1 comments:

Unknown said...

Thank you...

Kalau mau beli Tas murah, tas berkualitas, dan baju murah silahkan kunjungi kami guys .

http://kledingstore.blogspot.com/search/label/Bag

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes