TUGAS SOFTSKILL KE-1
MATAKULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2
Pengertian
Permintaan & Penawaran.
1. Pengertian
Permintaan
Permintaan
adalah jumlah barang atau komoditi yang diminta oleh pembeli untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar ekonomi.
2. Pengertian
Penawaran
Penawaran
adalah jumlah barang atau komoditi yang akan diproduksi dan ditawarkan untuk
dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sosial dalam suatu pasar
ekonomi.
Hukum
Permintaan & Penawaran.
1.
Hukum Permintaan
“Semakin
tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta, Semakin
rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta.”
Dalam hukum permintaan, jumlah suatu
barang akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang tersebut. Kenaikan
harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang di minta, hal ini
dikarenakan daya tarik untuk membeli semakin menurun yang disebabkan oleh
mahalnya harga jual barang tersebut.
Contoh
hukum permintaan pada saat ini :
·
Ketika harga kedelai semakin tinggi,
pengusaha tempe tahu cenderung beralih menggunakan kedelai yang lebih rendah
jenisnya, bahkan ada pengusaha yang sampai gulung tikar karena tidak sanggup
membeli bahan baku pembuatan tempe dan tahu tersebut.
·
Begitu pula dengan naiknya harga bawang,
mahalnya harga bawang berdampak pada kurangnya minat ibu rumah tangga untuk
membeli banyak bumbu dapur yang satu ini.
2.
Hukum Penawaran
“Bila
tingkat harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, Bila tingkat harga turun maka jumlah
barang yang ditawarkan akan turun“
Dalam hukum penawaran, semakin tinggi
harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah
harga barang, jumlah yang ditawarkan semakin sedikit juga.
Contoh
hukum penawaran pada saat ini :
Hubungan
antara harga kain batik dan jumlah pakaian batik yang akan dijual oleh Seorang
pedagang, maka ia berencana sebagai berikut:
Bila
harga satu kodi pakaian Rp. 450.000 maka ia akan menjual sebanyak 10 kodi.
Bila
harga satu kodi pakaian Rp. 500.000 maka ia akan menjual sebanyak 15 kodi.
Bila
harga satu kodi pakaian Rp. 600.000 maka ia akan menjual sebanyak 20 kodi.
Bila
harga satu kodi pakaian Rp. 650.000 maka ia akan menjual sebanyak 25 kodi.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan &
Penawaran.
1.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Permintaan.
·
Selera
Apabila selera konsumen terhadap suatu
barang dan jasa tinggi, maka akan diikuti dengan permintaan jumlah barang dan
jasa yang meningkat, demikian sebaliknya.
Contoh
: Permintaan konsumen terhadap smartphone sedang meningkat, seperti Blackberry,
iphone, Android, tablet. Bahkan kita bisa menjumpai konsumen yang mempunyai
lebih dari 1 barang berteknologi tinggi di jaman sekarang ini.
·
Pendapatan konsumen
Semakin tinggi pendapatan seseorang,
semakin tinggi juga daya beli nya, begitu pula sebaliknya.
Contoh
: Orang yang pendapatannya tinggi, kebutuhannya akan semakin banyak pula.
Seperti penyanyi Syahrini, kebutuhannya sangatlah banyak, mulai dari
kebutuhan
kostum panggung, kebutuhan perawatan diri, serta kebutuhan lain yang
menunjang penampilannya.
·
Harga Barang Jasa Pengganti / Pelengkap
Konsumen akan cenderung mencari barang
dan jasa yang harga nya relatif lebih murah yang akan dijadikan sebagai
alternatif.
Contoh
: Kompor dan minyak tanah adalah salah satu yang saling melengkapi. Jika harga
minyak tanah terus menerus naik, maka konsumen akan beralih menggunakan kompor
dan gas yang harganya relatif stabil.
·
Intensitas Kebutuhan Konsumen
Jika suatu barang menjadi kebutuhan yang
mendesak, maka permintaan akan mengalami peningkatan.
Contoh
: Menjelang lebaran kebutuhan seperti daging, ketupat dan pakaian jumlah
permintaannya akan meningkat di banding dengan hari-hari biasa.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penawaran
·
Biaya Produksi dan Teknologi yang
digunakan
Jika biaya produksi suatu produk sangat
tinggi, maka produsen hanya membuat beberapa jenis saja dari produk
tersebut. Contoh : Produk limited edition
·
Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan yaitu ingin supaya
produknya laku terjual dipasaran dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Produk yang laku dipasaran adalah produk yang harganya terjangkau tetapi dengan
kualitas yang bagus. Contoh : Produk cina lebih banyak diperdagangkan
karena lebih murah sehingga banyak konsumen yang mencarinya.
·
Pajak
Pajak naik, harga jual akan naik juga.
Hal ini menyebabkan permintaan dari konnsumen menurun. Contoh : jika pajak
bea cukai naik, harga barang-barang impor akan naik pula. Seperti halnya
kedelai impor yang harga nya naik, para pengusaha juga enggan membeli dengan
harga yang mahal.
·
Tingkat teknologi yang digunakan
Adanya kemajuan teknologi akan
menyebabkan pengurangan terhadap biaya produksi dan produsen dapat menawarkan
barang dalam jumlah yang lebih besar lagi.
·
Perkiraan harga barang di masa datang
Apabila kondisi pendapatan masyarakat
meningkat, biaya produksi berkurang dan tingkat harga barang dan jasa naik,
maka produsen akan menambah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Tetapi bila
pendapatan masyarakat tetap, biaya produksi mengalami peningkatan, harga barang
dan jasa naik, maka produsen cenderung mengurangi jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan atau beralih pada usaha lain.
Penentuan
Harga Keseimbangan (Eqilibrium Price)
Harga
adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh
karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai
tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan.
Harga
pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses
mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan
permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya. Berdasarkan
pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya
harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara
pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan
yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya
titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan
pihak penjual dalam menentukan harga
Contoh
kasus :
Liputan6.com,
Jakarta : Kenaikan harga bawang membawa dampak bagi pedagang di pasar,
seperti Pasar Rebo dan Pasar Induk Keramat Jati. Alex Manihuruk, pedagang
grosir bawang di pasar induk Kramat Jati, salah satunya. Dia mengatakan
kenaikan harga bawang sangat memberatkan bagi dirinya. Mahalnya harga bawang membuat
daya pembeli masyarakat selaku konsumen turun. "Pada saat itu harga
bawang hanya berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu, kini melonjak menjadi harga
Rp30rb hingga Rp 50 ribuan, kenaikan ini terlalu jauh," ucap Alex saat
ditemui liputan6.com, Senin (18/3/2013). Dia mengungkapknya biasanya
mengambil 1,5 ton bawang dari distributor. Namun, kini hanya mampu mengambil
5-7 kwintal (1 Kwintal 100 kilogram).
Hal
ini karena ketidak mampuan biaya, terlebih terjadi penurunan
pembeli. "Biasa kami ambil 1,5 ton paling sedikit, tapi karena harga
melonjak dan kami kurang modal hanya bisa mengambil 5-7 kwintal (100kg)
tidak sampai 1 ton. Jadi berkurang karena daya pembeli tidak ada. Memang
biasanya kalo ambil 1 ton, kami masih ada sisa 2 kwintal per hari, karena jam dibatasi
sampai jam 9 malam, tidak 24 jam," ucap dia.
Ia
menambahkan sejauh ini komoditas bawang yang didapatkan berasal dari Brebes
Jawa Tengah, sedikit bawang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Sedangkan
bawang import dipasok dari negara seperti Thailand, Vietnam dan
Afganistan. "Kita terima bawand dari bandar sini (pasar induk kramat
jati) ada 12 orang. Kami dapat dari impor berasal dari negara Vitenam dan
Afganistan dan Thailand. Kalau Bawang Brebes lumayan banyak permintaan, tapi
kebanyakan permintaan bawang Vietnam," ucap dia sembari menambahkan jika
dijula ke pedagang kecil bisa mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kg.
Sementara
Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli menyikapi lompatan harga terlalu jauh
lantaran bisnis pangan di Indonesia diatur dengan sistem kuota yang tidak
transparan dan kompetitif. "Pada praktiknya, pembagian kuota impor ini
juga terjadi karena pat gulipat antara pejabat dan pengusaha," tambah
Rizal saat menemui pedagang bawang di pasar Induk Kramat Jati. Dia
menuding dengan kenaikan itu menjadi sumber pendapatan pejabat dan untuk
kepentingan politik. "Akibatnya negara rugi karena tidak memperoleh
penerimaan yang semestinya. Sedangkan rakyat dirugikan karena harus membayar
harga pangan lebih mahal daripada harga diluarnegeri," pungkas dia.
(Edo/Nur)
Pendekatan
Perilaku Konsumen.
Sebelum
kita mempelajari apa yang dimaksud teori Perilaku konsumen baik secara ordinal
maupun cardinal,yang pertama-tama kita bahas yaitu apa yang dimaksud dari
Perilaku konsumenterdahulu. Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen
menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami
kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.
Sedangkan
menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara
sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus
atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan
tujuan/pemakaiannya
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.
Pelanggan
yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka
terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Seorang konsumen dalam
memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda
yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :
§
Tingkat pendapatan
seseorang.
§
Jenis / ukuran yg dibutuhkan.
§
Tingkat kebutuhan.
§ Efektifitas.
Teori
pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu :
1. Pendekatan
Konsumen Oridinal
Pendekatan konsumen Ordinal adalah
pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
·
Konsumen rasional, mempunyai skala
preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
·
Kepuasan konsumen dapat diurutkan,
ordering.
·
Konsumen lebih menyukai yang lebih
banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang
dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang
digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur
dari satu kepuasan.
2. Pendekatan
Konsumen Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya
guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai
atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga
mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka
akan semakin diminati
Pendekatan kardinal biasa disebut
sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi
yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :
§ Konsumen
Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan
pendapatannya.
§ Diminshing
marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun
dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
§ Pendapatan
konsumen tetap.
§ Uang
mempunyai nilai subyektif yang tetap.
Dan
juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :
o
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan
satuan ukur.
o
Makin banyak barang dikonsumsi makin
besar kepuasan
o
Terjadi hukum The law of deminishing
Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
o
Tambahan kepuasan untuk tambahan
konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan
makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka
dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen
redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Konsep
Elastisitas.
1.
Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas
harga permintaan adalah derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat
berubahan harga barang atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada
presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan
dengan harga dipasar, sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik,
maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Dalam
analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan
sebagaielastisitas permintaan.Nilai perbandingan antara persentasi perubahan
jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
2.
Elastisitas Silang.
Koefesien
yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu
barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain
dinamakanelastisitas permintaan silang atau dengan
ringkas elastisitas silang. Apabila
perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat
penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang
(Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X di bagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y.
Apabila
hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap)
terhadap barang lain, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative,
misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap
pena. Apabila barang lain tersebut bersifat
subtitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya
kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan
terhadap daging sapi dan sebaliknya.
3.
Elastisitas Pendapatan
Koefesien
yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu
barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian
dinamakan elastisitas penerimaan pendapatan atau secara
ringkas elastisitas pendapatan.
Apabila
yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang
yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang
diminta disebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut
berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas
terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini disebut dengan
barang inferior atau giffen.
Sumber
:
1 comments:
Thank you...
Kalau mau beli Tas murah, tas berkualitas, dan baju murah silahkan kunjungi kami guys .
http://kledingstore.blogspot.com/search/label/Bag
Post a Comment